Read the English version here

Blog ini menandai peluncuran kampanye global WITNESS “#ArchiveLife: Melestarikan Memori Kolektif melalui Pengarsipan Video”.

WITNESS meluncurkan Panduan Aktivis untuk Pengarsipan Video yang memenangkan penghargaan pada bulan Juli 2013, hampir 11 tahun yang lalu. Sejak itu, kami telah mendukung dan belajar dari jaringan di seluruh dunia dalam proyek pengarsipan video. Hal tersebut termasuk, the People’s Database for Police Accountability dengan Berkeley Copwatch, Policing the Police bekerja sama dengan El Grito, Syrian Archive dengan Mnemonic, dan Rohingya Genocide Archive launched yang dibuat tahun 2022 dengan Rohingya Vision.

Pengarsipan Video Komunitas sebagai Proyek Politis

Pembelajaran yang diperoleh WITNESS selama bertahun-tahun menghasilkan sebuah refleksi bahwa dalam banyak konteks kekerasan dan penindasan merajalela, pengarsipan video komunitas mempunyai kekuatan yang subversif dan luar biasa berpengaruh.

Aktivis hak asasi manusia seperti kita banyak menyaksikan kekerasan dan kejahatan kemanusiaan yang belum pernah terjadi sebelumnya, dan hal itu membuat kita kesulitan untuk mengakses metode dan kapasitas pengarsipan. Kita dipaksa untuk hidup dalam situasi kesenjangan dalam hak mendapat pendidikan, terjebak polaritas ekstrim dalam perekonomian, dan ada dalam persaingan yang ketat mengakses pengetahuan. 


Bagaimana kita bisa menangkap apa yang penting bagi gerakan hak asasi manusia tanpa mengesampingkan interseksionalitas? Kapan cerita kita tidak lagi diabaikan oleh kekuatan penindas? Bagaimana kita mendapat informasi tentang kondisi sosial dan politik yang kebenarnnya tidak diselewengkan oleh yang berkuasa?

Pendekatan WITNESS untuk Memperkuat Memori Kolektif

Untungnya, kita masih dapat melakukan sesuatu untuk memvalidasi hak dan kebenaran yang kurang terwakili jika kita mulai melihat dan terlibat dengan pengarsipan video komunitas sebagai praktek dekolonialisasi, atau sebagai tindakan yang disebut sebagai ‘Video untuk Keadilan’. Hal itu bisa dimulai dengan pengumpulan dokumentasi yang kemudian digunakan untuk mencapai akuntabilitas dan pelestarian aktif memori kolektif yang nantinya akan terjalin dengan upaya perlawanan, sebagaimana tercantum pada langkah-langkah untuk proses keadilan

Pihak yang berkuasa telah banyak mendokumentasikan, mengekstraksi, dan melestarikan artefak masyarakat yang mereka tindas selama berabad-abad. Dokumentasi yang dimiliki dan dipelihara oleh masyarakat secara tidak langsung membongkar hubungan antara struktur masyarakat dan penindasan. Kerangka kerja yang opresif secara sistematis menghilangkan nilai kebenaran masyarakat, dan secara jahat melengserakan upaya untuk menghilangkan trauma kolonial.  

Pengarsipan video komunitas yang berupaya melestarikan memori kolektif kemudian menjadi alat menuju perlawanan kekuasaan yang bersifat institusional. Untuk melawan kolonialisme, kapitalisme, ekosida, patriarki, imperialisme, dan fasisme, narasi komunitas subaltern harus digerakan kembali secara kolektif.

Langkah WITNESS untuk mencapai tujuan ini telah menghasilkan panduan yang dapat disebarluaskan, seperti Should I Collect and Archive These Videos? berkolaborasi dengan Texas After Violence Project, dan seri video tutorials for documenting during internet shutdowns, yang diluncurkan saat kampanye #EyesOnShutdowns, pada November 2021.

WITNESS juga bekerja sama dengan C2PA untuk membantu memperkuat kredibilitas media yang diciptakan oleh suara-suara kritis para pembela hak asasi manusia, jurnalis, dan pengarsip video.

Tahun lalu, WITNESS terlibat dalam pengukuran kebutuhan pelestarian dan pengarsipan masyarakat dengan menyebarkan survei multibahasa. Respon yang diberikan akan membantu kami untuk melanjutan Panduan Aktivis untuk Pengarsipan Video, sebuah proyek tahunan yang dimulai pada bulan Juli ini.

Bergabunglah dengan WITNESS dalam Gerakan Pengarsipan Komunitas

Pengarsipan dan pelestarian video akan selalu menjadi praktik yang terus berkembang. Kolaborasi bukan hanya sebagai kunci utama, namun merupakan sebuah jangkar dalam gerakan tersebut.

WITNESS menyadari kesulitan dan kendala yang dialami komunitas yang berupaya untuk pendokumentasian dan pelestarian video. Hal ini termasuk pemadaman jaringan internet, sensor, persekusi yang dilanggengkan oleh negara, rasisme yang bersifat institusional dan terstruktur, dan berbagai pelanggaran hak asasi manusia lainnya. Kehancuran seperti ini menyebabkan masyarakat tidak memiliki akses lagi terhadap sumber daya, keterampilan, pengetahuan, dan material lainnya, dan hal ini semakin mengikis bukti-bukti yang substantif untuk didokumentasikan.

Two archivist are huddled together, looking over their cataloging work on their computers.

Melalui kampanye #ArchiveLife, WITNESS bertujuan untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya pengarsipan video komunitas hak asasi manusia dan inisiatif serupa dalam mendokumentasikan sebuah perlawanan. Kami akan terus fokus dan menyebarluaskan:

  • Sumber daya WITNESS yang ada dan yang baru tentang pengarsipan video;
  • Diskusi secara online untuk kampanye #ArchiveLife dengan mitra dari berbagai wilayah untuk terus memperbarui konteks lokal, kebutuhan, dan/atau praktik kearsipan lokal.
  • Survei tentang kebutuhan dan praktik pengarsipan audiovisual hak asasi manusia agar lebih memahami tantangan, praktik terbaru, dan kebutuhan terkini pembuat dokumentasi hak asasi manusia – beberapa tanggapan dari survei akan diinformasikan di dalam kampanye; dan
  • Peluang untuk melibatkan mitra dalam kampanye aktivisme lokal dan inisiatif di masa depan seputar arsip video komunitas hak asasi manusia.

Sekumpulan cerita kehidupan merupakan sebuah arsip. Memorialisasi atas rekaman kehidupan itu akan selalu abadi, baik cerita itu suram, janggal, atau bahkan menyenangkan. Pengarsipan video komunitas adalah cara kami berpartisipasi berbicara tentang kebenaran dalam praktik dekolonisasi, dengan tujuan untuk peningkatan dan pembebasan isu sosial yang berkelanjutan.

Konsep Identitas Visual Kampanye #ArchiveLife

Desain untuk kampanye #ArchiveLife menggunakan karakter lebah, sarang dan madunya, tiga simbol kolektor, ruang pengumpulan, dan barang yang dikoleksi.

Lebah diibaratkan sebagai ilustrasi yang pas untuk menggambarkan sebuah pengarsip karena membantu menghidupkan berbagai peran dalam proses pelestarian yang mengarah pada tujuan bersama yaitu keadilan sosial. Melalui kolaborasi dan komunikasi, pekerjaan mereka mengubah nektar menjadi madu.

Warna pelangi yang dijalin melintasi sarang lebah diibaratkan sebuah ekstrak madu yang biasa disebut dengan ‘mel’, zat yang kaya akan mineral dan vitamin. Racikannya bisa terbilang sama dengan ramuan pahit dari koleksi obat-obatan kita yang menopang menuju jalur penyembuhan.

Ikon utama seluruh materi kampanye adalah segi enam yang membantu membentuk sarang tanpa celah. Segi enam memiliki banyak arti bagi budaya di seluruh dunia. Orang Mesir kuno menggunakannya sebagai simbol perlindungan dalam proses mumifikasi, sebuah praktik pengawetan yang menjaga tubuh manusia dari pembusukan.

Simbologi pilihan kami merupakan sebuah gagasan bahwa pengarsipan merupakan proses yang disengaja yang harus diterapkan dengan tekun dan tidak meninggalkan celah. Arsip video komunitas berfungsi untuk selamanya melindungi materi yang ada di dalamnya, atau sebagai memorialisasi.

Ikuti akun regional WITNESS untuk mengakses sumber dan materi dalam berbagai bahasa:

PENULIS: Meghana Bahar [she/her] adalah Editor di Blog WITNESS, dan pemimpin dari  WITNESS’s Global Digital Engagement Program. Sebelumnya, dia membantu dan memimpin komunikasi regional untuk WITNESS Asia-Pacific. Dia telah berpengalaman selama 25 tahun sebagai spesialis gender dan media untuk mengadvokasi kesetaraan perempuan dan gerakan hak asasi manusia secara global.

~ Blog asli dalam Bahasa Inggris telah dipublikasikan pada tanggal 2 Mei 2024

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *